Banana Bread Anti Bantat

Suami saya adalah seorang fans berat jenis cake yang satu ini. Aroma pisang yang lezat dalam balutan cake pisang yang moist memang menggoda. Saking ngefans-nya, dia sampai bela-belain beli banana bread di supermarket Papaya saat dia harus long flight Bali-Tokyo, beberapa bulan yang lalu. Bukannya kenapa-kenapa, dia tak pernah suka dengan makanan apapun yang dihidangkan di pesawat, apapun jenis makanannya. Sehari sebelumnya malah dia sempat merengek dibuatkan egg sandwich kesukaannya sekalian dengan onigiri, yang walaupun sambil ngantuk akhirnya saya buatkan juga. Banana bread tak ketinggalan dan dia sudah siapkan juga sehari sebelumnya. Ngomong-ngomong ini mau long flight saja bekalnya sudah seperti naik gunung, ya? Ah, lupakanlah...

Karena kesukaannya dengan banana cake itulah, sebagai seorang istri yang baik (halah) sayapun berusaha untuk membuat banana cake sendiri. Sayang, percobaan pertama bantat karena oven yang saya gunakan adalah jenis oven toaster dan tidak ada pengatur suhunya. Rasa sih sudah meyakinkan, namun penampilannya yang bantat sungguh membuat saya hampir menyerah. Hebatnya suami masih mau makan itu kue bantat, meski sudah saya larang saking tak teganya.

Beberapa bulan lalu suami saya tiba-tiba memberi saya kejutan dengan membeli oven baru. Saya tentu girang sekali dan tanpa buang-buang waktu, saya langsung eksekusi salah satu resep banana bread. Kali ini pembuatan banana bread tanpa menggunakan mikser karena saya takut overmix (disebutkan di dalam resep untuk tidak overmix supaya tidak bantat). Sayapun sok menganalisa kegagalan banana cake terdahulu, selain dikarenakan oven yang saa gunakan tidak sesuai, mungkin karena saya ngocoknya terlalu semangat kali ya sehingga overmix? Hasil akhirnya banana cake saya kali inipun masih bantat juga, meskipun tidak separah yang dulu-dulu.

Percobaan ketiga, saya mencoba menggunakan resep pertama dengan catatan saya baca berulang kali seluruh instruksinya dan saya hanya menggunakan separuh resep saking traumanya dengan kegagalan sebelumnya. Ternyata... banana bread saya kali ini berhasil! Saya sangat puas dengan teksturnya yang ringan dan moist... serta aroma pisangnya yang sungguh menggugah selera. Tak sampai setengah hari, banana bread sayapun ludes habis tak bersisa J

Baiklah, berikut resep dengan modifikasi di sana sini yang sudah saya sesuaikan sendiri, sumber aslinya saya comot dari sini:

Bahan:
150 gram Mentega
150 gram gula bubuk (4 butir kuning telur
4 butir putih telur
3 buah pisang ambon, lumatkan dengan garpu (saya pakai pisang cavendish)

Campur dan ayak:
200 gram tepung terigu
1 sdt baking powder
½ sdt soda kue
2 sdm susu bubuk
½ sdt vanili bubuk

Cara membuat:
1. Siapkan loyang (saya pakai bread loaf) ukuran 20 x 22 cm, alasi dasarnya dengan kertas roti, olesi dengan margarin. Dikarenakan susuah sekali mendapatkan kertas roti di daerah saya, saya cuek saja mengolesi permukaan loyang dengan minyak goreng menggunakan tissue dapur.
2. Kocok putih telur hingga kaku, sisihkan.
3. Di wadah terpisah, kocok mentega dengan gula bubuk hingga lembut, masukkan kuning telur satu persatu hingga adonan putih mengembang.
4. Maukkan secara bergantian tepung ayak dan pisang, aduk rata. Lalu campurkan putih telur yang sebelumnya telah dikocok tadi ke dalam adonan, aduk rata.
5.  Tuang ke dalam loyang. Panggang dengan suhu 180 derajat celcius selama kurang lebih 40 menit (ini tergantung oven masing-masing). Cek kematangan kue dengn cara menusukkan tusuk sate (kalau tusuk gigi kependekan soalnya), kalau tidak ada lagi adonan yang melekat artinya kue sudah cukup matang.

Tips:
1. Gunakan pisang yang benar-benar matang untuk hasil akhir banana cake yang beraroma sedap. Jika kurang matang, hasilnya akan kurang maksimal.
2. Jika suka, bisa menambahkan essence pisang ambon, atau menambahkan kayu manis bubuk.
3.  Pengocokan putih telur harus benar-benar sampai kaku. Idealnya putih telur yang sudah kaku ini langsung dimasukkan ke dalam adonan cake, namun karena saya hanya punya satu mikser, maka saya harus memakainya bergantian. Usahakan tidak terlalu lama membiarkan kocokan putih telur, karena nantinya akan berair dan dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil akhir cake.
4.  Jika suka, penyajian bisa menggunakan frosting. Untuk cake saya sengaja saya tidak pakai frosting, karena suami saya sedang dalam program diet J


Dengan resep modifikasi ini, saya sudah membuat kue sekitar 5 kali dan tidak pernah bantat. Selamat mencoba!

Comments