Egg Potato

Saat saya belanja di Carrefour, di salah satu rak bagian tepung-tepungan, saya menemukan satu rak kecil berisi mashed potato instant sachetan. Karena bungkusnya menarik, tertariklah saya ambil satu, lalu saya baca bungkusnya. Cara bikinnya gampang banget, tinggal dituang air panas sekitar 160 ml dan jadi. Sayangnya, saya bukan tipikal orang yang doyan mashed potato. Setelah saya baca lebih lanjut, ternyata ada resep menyulap mashed potato instant ini menjadi hidangan lain ; Egg potato. Mulai menarik, nih. Sayapun tertarik buat beli satu. Yah, siapa tahu saya tiba-tiba dapat wangsit untuk punya mood mencoba suatu saat nanti. Tapi dasar saya ini semangatnya gak awet, karena alasan kesibukan rutinitas sehari-hari, mashed potato itu terbengkalai sampai berminggu-minggu.

Eh, tanpa saya duga, wangsit itu tiba-tiba datang. Kemarin. Dan sayapun tak buang-buang waktu untuk belanja bahan keperluan untuk membuat egg potato ini. Karena hampir siang sementara saya harus bekerja dua jam lagi, keinginan membuat egg potato harus rela saya undur sampai besoknya.

Dalam perjalanan menuju tempat kerja, ajaibnya saya teringat sesuatu. Tadi siang saat saya belanja saya hanya beli bread crumb, karena kenyataannya saat tiba di supermarket saya sibuk memilih sosis sehingga melupakan bahan utamanya, telur puyuh. Tinggal setengah jam menuju tempat kerja, saya putar haluan ke pasar, namun tak satupun yang jualan telur puyuh. saya ke minimart yang biasa jualan telur ayam kampung, namun ternyata mereka juga tak menjual telur puyuh. Saya mulai putus asa dan menyerah. Ya sudahlah, bikinnya ntar ntar saja kalau semua bahan sudah komplit.

Sampai sore itu, saat iseng ngobrol-ngobrol dengan seorang teman di kantor, entah apa topiknya, salah seorang menyebut pepito. Pepito itu sejenis minimarket yang juga jualan sayuran dan keperluan dapur lainnya. Masalahnya, saya kan pulang kerja jam 12 malam, jam-jamnya kereta si Cinderella berubah jadi labu. Apa pepito masih buka jam segitu? But nothing to lose. Saya coba saja. Ternyata jam tutup pepito pas jam 12, pas saya datang, mereka sedang berkemas hendak pulang. Dan terjadilah sedikit drama berikut ini.
Saya : Mbak, masih bisa beli gak nih?
Mbak pepito : Maaf mbak, kami sudah tutup. Kasir saya sudah closing.
Saya : Oalah mbak.... Plis mbak... Saya perlu telur puyuhnya, malam ini.
Mbak pepito : Besok saja ya mbak, kita sudah tutup soalnya.
Saya : Wah... padahal ada yang ngidam telor puyuh..
Mbak pepito: Oh... buat ibu hamil? Yasudah mbak, saya ambilkan sebentar telornya.
Saya : (Bengong sambil mikir, siapa juga yang hamil?)

But bodo amat. Yang penting Telor puyuhnya dapet!

Now, time to cook! Seperti biasa, saya siapkan dulu bahannya. make sure tidak ada yang terlewat lagi sehingga gak ada drama lagi.
-1 sachet mashed potato instan. (Lupa apa mereknya, yang jelas warna bungkusnya kuning-oranye gitu, gak sempat nyatet mereknya, keburu masuk tong sampah)
- 1 butir telur ayam, pisahin putih sama kuningnya.
- 5-6 butir telur puyuh, rebus dan kupas kulitnya.
- bread crumb atau tepung roti secukupnya
- Minyak goreng

Cara bikinnya:
- Buat mashed potato. Tinggal tuangin air panas (sekitar 60ml) ke bubuk mashed potato instannya, lalu campur dengan kuning telur.
- Kalau gak punya mashed potato instant, bisa bikin mashed potato sendiri. Gampang kok, tinggal rebus potato sampai mateng trus dilumatin (pastikan ngelumatnya dengan sepenuh emosi, -anggep aja lagi ngebejek-bejek hubby kamu yang ketahuan selingkuh- biar hasil lumatannya halus dan bagus), lalu kasi sedikit garam dan merica.
- Ambil 1 sdm adonan, isi dengan telur puyuh rebus, gulingkan ke putih telur trus lumuri tepung roti. Goreng dah!

Dan beginilah hasilnya...


Kalau dibelah, beginilah penampakannya...


Kalau mau ditambah chili sauce atau saos tomat supaya rasanya lebih nendang, juga boleh.. namun versi saya lebih suka mayones. Kira-kira gini deh...


Note : Resep sudah diuji coba di dapur saya. Saya sih sukses. Kalau anda gagal, ya salahkan diri anda sendiri. But buat saya, this is not bad, lah. At least, hubby saya suka.


Seperti biasa pakar kuliner professional dilarang komen yang bukan-bukan.


Comments